Asuhlah jiwamu menjadi JIWA TARBAWI

Jiwa tarbawi bererti jiwa manusia yang,

1. Bersedia menerima asuhan tazkiyyatun an nafs iaitu proses  penyucian terhadap jiwa itu.

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ   

(الجمعة: ٢)

Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,

(Al Jumu’ah : 2)

2. Memiliki aqal yang sahih, yang bersedia dibentuk dengan ilmu, yang mempersaksikan ketauhidan Allah ‘azza wa jalla.

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

(آل عمران: ١٨)

Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

(Ali ‘Imran : 18)

وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

(آل عمران: ٧)

Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami”. Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

(Ali ‘Imran : 7)

3. Ada kekuatan ruhiy, yang terbina hasil dari makrifatullah dan ibadah yang sahih.

إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا

(المزمل: ٦)  

Sesungguhnya bangun ( berubadah ) di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.

(Al Muzzammil : 6)

وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

(الذاريات: ١٨) 

Dan ( mereka ) selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.

(Az Zariyat : 18)

4. Ada hati yang sejahtera ( qalbun salim ), yakni yang sejahtera dari kotoran dan penyakit syubhat seperti syirik, kufur, nifaq dan juga penyakit syahwat seperti segala sifat-sifat mazmumah tercela.

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ    إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّـهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

(الشعراء: ٨٨-٨٩)

(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih( sejahtera )

(As Syua’ara : 88-89)

5. Ada nafsu yang mendapat pimpinan dari rahmat Allah, yang muthmainnah yakni tenang dalam ketundukan kepadaNya.

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَّحِيمٌ

(يوسف: ٥٣)

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.

(Yusuf : 53)

6. Jiwa yang sentiasa ada proses islah memperelokkan akhlaq batinnya mahu pun yang zahir.

إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّـهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ

(هود: ٨٨)

Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.

(Hud : 88)


7. Jiwa yang sentiasa memperhalusi jalan ibadahnya terhadap Allah azza wa jalla.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُواالْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

(الحج: ٧٧)

Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.

(Al Hajj : 77)

8. Jiwa yang sentiasa merasai hampirnya pertemuannya dengan Allah ta’ala sehingga sentiasa menggerakkan zikir dan ibadah dalam dirinya.

فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

(الكهف: ١١٠)

Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat

(Al Kahfi : 110)

9. Yang sentiasa berhati-hati dengan kehidupan dunia dan merindui kehidupan akhirat.

أَرَضِيتُم بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ

(التوبة: ٣٨) 

Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit.

(At Taubah : 38)

10.Jiwa yang terjana dan teruja untuk menyambung terus misi rantaian perjuangan Nabi Muhammad ‎ﷺ demi meninggikan kalimah Allah. 


هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

(الصف: ٩)

Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci. (9)

(As Saf: 9)

Justeru, jadikanlah jiwa mu sebagai jiwa tarbawi.

ABi

Kami Sangat Hargai Sokongan Anda